“Marilah kita membaca Ummul Qur’an sebelum memulai pelajaran,” ujar seorang guru. Perkataan tersebut tentu sudah sering kita dengar. Ummul Qur’an merupakan salah satu dari nama-nama surat al-Fatihah. Di samping itu, surat ini juga memiliki nama-nama lain yang cukup banyak dengan makna yang berbeda pula tentunya. Berikut nama lain surat al-Fatihah yang disebutkan beberapa kitab tafsir.
1. Fatihatul Kitab dan Fatihatul Qur’an
Nama ini disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Ubadah bin Shomit, bahwa Rasulullah bersabda:
لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ
“Tidak ada (tidak sah) sholat bagi orang yang tidak membaca Fatihatul Kitab” Imam Fakhruddin Ar-Rozi mengatakan bahwa nama ini diberikan sebab al-Fatihah menjadi pembuka dalam mushaf, dalam kegiatan pengajaran, dan bacaan pertama dalam shalat. Ada pula yang berpendapat bahwa ia disebut demikian karena menjadi pembuka setiap perkataan.
2. Ummul Qur’an
Dari Abu Hurairah bahwa rasulullah bersabda,
اَلْحَمْدُ لِلهِ أُمُّ الْقُرْأَنِ وَأُمُّ الْكِتَابِ وَالسَّبْعُ الْمَثَانِي
“Al-hamdu lillahi (surat Al-Fatihah) adalah induk Al-Qur’an, induk Al-Kitab dan tujuh (ayat) yang diulang-ulang.” Imam Az-Zamakhsyari dalam tafsir Al-Kasysyaf mengatakan, “Ia dinamakan Ummul Qur’an (induk Al-Qur’an) karena surat ini mencakup seluruh makna-makna yang terdapat di dalam Al-Qur’an, mulai dari pujian terhadap Allah, menghamba pada-Nya dengan menunaikan perintah dan menjauhi larangan-Nya, serta adanya janji dan ancaman dari Allah”
Surat ini dinamakan sebagai “induk” atau “ibu” (umm), karena kata umm bermakna ashl (pangkal). Ia merupakan pangkal kaidah-kaidah atau pondasi Al-Qur’an di mana seluruh hukum berporos padanya.
3. Suratul Hamd
Dinamakan demikian karena di dalamnya disebutkan kata al-hamdu lillahi rabbil ‘alamin. Kata ini sering dibaca sebagai ungkapan rasa syukur dan bentuk pujian terhadap Allah swt.
4. Suratush Sholah
Surat ini disebut ash-sholah karena ia dibaca dalam sholat minimal 17 kali sehari. Al-Fatihah merupakan bagian pokok dari rukun sholat, yang mana sholat tersebut tidak sah jika tidak membaca surat al-Fatihah.
5. Suratusy Syifa’
Hal ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Darimi dari Abdul Malik bin Umair, bahwa Rasulullah saw bersabda:
فِيْ فَاتِحَةِ الْكِتَابِ شِفَاءٌ مِنْ كُلِّ دَاءٍ
“Dalam Fatihatul Kitab (Al-Fatihah) terdapat penawar dari segala penyakit”
6. Suratur Ruqyah
Ada yang berpendapat bahwa letak ruqyah tersebut terletak dalam firman Allah swt:
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ
“Hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan” (Al-Fatihah: 5)
Namun, ulama yang lain menegaskan bahwa seluruh isi surat tersebut adalah ruqyah (jampi).
7. Asasul Qur’an
Imam Fakhruddin Ar-Rozi mengatakan bahwa surat ini dinamakan sebagai asa al-Qur’an karena pertama, ia merupakan surat pertama dalam al-Qur’an sehingga ia seperti pondasi. Kedua, mengandung tuntutan yang mulia. Dan ketiga, ibadah yang paling utama setelah iman yaitu shalat. Yang mana di dalam shalat wajib membaca Asasul Qur’an ini.
8. As-Sab’ul Matsani
Dinamakan as-sab’u (tujuh) karena surat ini berisi tujuh ayat. menurut Ar-Rozi, setiap ayat al-fatihat sebanding dengan sepertujuh kandungan al-Qur’an. Orang yang membaca fatihah sama dengan membaca seluruh isi Al-Qur’an.
Sedangkan disebut al-matsani karena ia selalu diulang pada setiap rakaat shalat. Ada juga yang berpendapat tentang penamaan al-Matsani karena ayat ini diturunkan sebanyak dua kali yaitu di Mekkah dan Madinah.
9. Al-Qur’anul Azhim
Disebut sebagai al-Qur’an yang Agung karena suat ini berisi pjian kepada Allah dengan sifat-sifat kesempurnaan dan keagungan-Nya.
10. Suratul Kafiyah
Dinamakan sebagai suratul kafiyah berdasarkan hadits yang diriwayatkan Muhammad bin Kholad Al-Iskandaroni bahwa nabi saw bersabda:
“Ummul Qur’an (Al-Fatihah) itu pengganti dari yang lainnya, sedangkan yang lainnya tidak akan bisa menggantikannya.”
Artinya, surat ini lebih mencukupi dari segi makna dan kandungan daripada surat-surat yang lainnya.
(Sumber: The Secret of Al-Fatihah & Ayat Kursi, karya Salafuddin Abu Sayyid)