Jumat, 13 Mei 2011

10 Nama Surat Al-Fatihah


“Marilah kita membaca Ummul Qur’an sebelum memulai pelajaran,” ujar seorang guru. Perkataan tersebut tentu sudah sering kita dengar. Ummul Qur’an merupakan salah satu dari nama-nama surat al-Fatihah. Di samping itu, surat ini juga memiliki nama-nama lain yang cukup banyak dengan makna yang berbeda pula tentunya. Berikut nama lain surat al-Fatihah yang disebutkan beberapa kitab tafsir.
1.        Fatihatul Kitab dan Fatihatul Qur’an
Nama ini disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Ubadah bin Shomit, bahwa Rasulullah bersabda:
لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ
“Tidak ada (tidak sah) sholat bagi orang yang tidak membaca Fatihatul Kitab”[1]
Imam Fakhruddin Ar-Rozi mengatakan bahwa nama ini diberikan sebab al-Fatihah menjadi pembuka dalam mushaf, dalam kegiatan pengajaran, dan bacaan pertama dalam shalat. Ada pula yang berpendapat bahwa ia disebut demikian karena menjadi pembuka setiap perkataan.

2.        Ummul Qur’an
Dari Abu Hurairah bahwa rasulullah bersabda,
اَلْحَمْدُ لِلهِ أُمُّ الْقُرْأَنِ وَأُمُّ الْكِتَابِ وَالسَّبْعُ الْمَثَانِي
“Al-hamdu lillahi (surat Al-Fatihah) adalah induk Al-Qur’an, induk Al-Kitab dan tujuh (ayat) yang diulang-ulang.”[2]
Imam Az-Zamakhsyari dalam tafsir Al-Kasysyaf mengatakan, “Ia dinamakan Ummul Qur’an (induk Al-Qur’an) karena surat ini mencakup seluruh makna-makna yang terdapat di dalam Al-Qur’an, mulai dari pujian terhadap Allah, menghamba pada-Nya dengan menunaikan perintah dan menjauhi larangan-Nya, serta adanya janji dan ancaman dari Allah”

Surat ini dinamakan sebagai “induk” atau “ibu” (umm), karena kata umm bermakna ashl (pangkal). Ia merupakan pangkal kaidah-kaidah atau pondasi Al-Qur’an di mana seluruh hukum berporos padanya.

3.        Suratul Hamd
Dinamakan demikian karena di dalamnya disebutkan kata al-hamdu lillahi rabbil ‘alamin. Kata ini sering dibaca sebagai ungkapan rasa syukur dan bentuk pujian terhadap Allah swt.

4.        Suratush Sholah
Surat ini disebut ash-sholah karena ia dibaca dalam sholat minimal 17 kali sehari. Al-Fatihah merupakan bagian pokok dari rukun sholat, yang mana sholat tersebut tidak sah jika tidak membaca surat al-Fatihah.

5.        Suratusy Syifa’
Hal ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Darimi dari Abdul Malik bin Umair, bahwa Rasulullah saw bersabda:
فِيْ فَاتِحَةِ الْكِتَابِ شِفَاءٌ مِنْ كُلِّ دَاءٍ
“Dalam Fatihatul Kitab (Al-Fatihah) terdapat penawar dari segala penyakit”
6.        Suratur Ruqyah
Ada yang berpendapat bahwa letak ruqyah tersebut terletak dalam firman Allah swt:
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ
“Hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan” (Al-Fatihah: 5)
Namun, ulama yang lain menegaskan bahwa seluruh isi surat tersebut adalah ruqyah (jampi).

7.        Asasul Qur’an
Imam Fakhruddin Ar-Rozi mengatakan bahwa surat ini dinamakan sebagai asa al-Qur’an karena pertama, ia merupakan surat pertama dalam al-Qur’an sehingga ia seperti pondasi. Kedua, mengandung tuntutan yang mulia. Dan ketiga, ibadah yang paling utama setelah iman yaitu shalat. Yang mana di dalam shalat wajib membaca Asasul Qur’an ini.

8.        As-Sab’ul Matsani
Dinamakan as-sab’u (tujuh) karena surat ini berisi tujuh ayat. menurut Ar-Rozi, setiap ayat al-fatihat sebanding dengan sepertujuh kandungan al-Qur’an. Orang yang membaca fatihah sama dengan membaca seluruh isi Al-Qur’an.
Sedangkan disebut al-matsani karena ia selalu diulang pada setiap rakaat shalat. Ada juga yang berpendapat tentang penamaan al-Matsani karena ayat ini diturunkan sebanyak dua kali yaitu di Mekkah dan Madinah.

9.        Al-Qur’anul Azhim
Disebut sebagai al-Qur’an yang Agung karena suat ini berisi pjian kepada Allah dengan sifat-sifat kesempurnaan dan keagungan-Nya.

10.    Suratul Kafiyah
Dinamakan sebagai suratul kafiyah berdasarkan hadits yang diriwayatkan Muhammad bin Kholad Al-Iskandaroni bahwa nabi saw bersabda:
“Ummul Qur’an (Al-Fatihah) itu pengganti dari yang lainnya, sedangkan yang lainnya tidak akan bisa menggantikannya.”
Artinya, surat ini lebih mencukupi dari segi makna dan kandungan daripada surat-surat yang lainnya.

(Sumber: The Secret of Al-Fatihah & Ayat Kursi, karya Salafuddin Abu Sayyid)


[1][1] Al-Bukhari, Shohihul Bukhari, Jilid I hlm 263 hadits no. 723. Imam Muslim, Shohih Muslim (Al-Jami’us Shohih), Jilid I hlm 295, hadits no 34.
[2] At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi, jilid V hlm 297, hadits no 3124.

Ayat Kursi sebagai Penangkal Jin

Ketika kita melihat film  yang bermuatan horor ataupun mistis, seringkali film tersebut menayangkan skenario pemain yang ketakutan akan kehadiran sesosok makhluk halus. Adakalanya pemain tersebut melafalkan ayat kursi guna mengusir keberadaan makhluk tak diinginkan tersebut. Pernahkah Anda memikirkan mengapa si aktor membaca ayat kursi saat menghadapi sang makhluk halus?

Coba sekilas kita tengok nuzulul Qur’an ayat kursi tersebut. Diriwayatkan dari Muhammad bin Al-Hanafiyah, “Ketika turun ayat Kursi, maka robohlah setiap berhala setiap berhala yang ada di muka bumi. Demikian juga, terjatuhlah setiap raja yang ada di dunia dan terjatuhlah pula mahkota-mahkota dari kepala mereka, dan setan pun lari dengan saling memukul antara sebagian mereka terhadap sebagian yang lain, sampai akhirnya mereka mendatangi iblis dan menyampaikan kejadian itu kepadanya. Iblis pun menyuruh mereka agar mencari tahu tentang persoalan itu. Mereka pun akhirnya sampai di kota Madinah dan berhasil memperolah informasi bahwa (penyebab kesemuanya itu adalah) telah turunnya ayat kursi”[1]

Hadits di atas menggambarkan betapa luar biasanya efek ayat kursi hingga membuat setan lari tunggang langgang.  Lebih lanjut al-Qurthubi mengatakan bahwa ayat ini berisi tauhid dan sifat-sifat Allah yang luhur. Surat yang turun pada malam hari ini, terdiri dari 50 kata dan setiap kata berisi 50 berkah. Surat ini sebanding dengan sepertiga kandungan al-Qur’an.[2] Subhanallah..

Hal inilah yang membuat setan tidak berani bila dihadapkan dengan ayat kursi. Ia tidak punya nyali untuk menggoda manusia yang telah mengakui Allah sebagai Tuhan yang sebenar-benarnya. Itulah sebabnya mengapa si setan lebih memilih untuk melarikan diri.

Maka dari itulah, banyak hadits yang menganjurkan untuk menjadikan ayat ini sebagai wirid, agar dapat terhindar dari godaan setan. Bahkan, menjelang tidur pun kita disunnahkan untuk membaca ayat ke-255 Surat Al-Baqarah ini. Mengapa? Karena apabila kita membacanya sebelum tidur, maka Allah menyertakan malaikat yang akan menjaganya hingga pagi tiba.


[1] Al-Qurthubi, Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, jilid 3, hal 268.
[2] Salafuddin Abi Sayyid, The Secret of Al-Fatihah & Ayat Kursi, (Solo: Mumtaza,2008) hlm 214.

Rabu, 11 Mei 2011

Menikmati Bacaan Al-Quran


إِنِّي لَأَعْجَبَ مِمَّنْ يَقْرَأُ الْقُرْأنَ ، كَيْفَ يَلْتَذُّ بِتِلاَوَتِهِ وَلَمْ يَفْهَمْ مَعْنَاهُ
“Aku sungguh heran terhadap orang yang membaca Al-Quran, bagaimana ia bisa menikmati bacaannya, sedangkan ia tidak paham maknanya?” (Imam Ath-Thobari)

Ungkapan Imam Ath-Thobari di atas seakan menyiratkan suatu keheranan. Heran terhadap orang yang tidak mengerti sesuatu apa yang ia baca. Anehnya, sesuatu yang ia baca tersebut dapat menimbulkan perasaan tentram di hatinya. Itulah salah satu keistimewaan dari rangkaian ayat al-Quran. Sekalipun seseorang tidak memahami tata bahasa al-Quran atau tidak pernah mengetahui arti dari ayat al-Quran, ia akan merasa tentram ketika membacanya.

Allah swt berfirman,

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram (QS. Ar-Ra’d: 28)

Ayat tersebut menjelaskan bahwasanya hati seseorang menjadi tentram manakala ia ingat kepada Allah swt. Membaca al-Quran juga termasuk salah satu jalan untuk mengingat Allah. Sekalipun seseorang tidak mengetahui maknanya, pikiran yang terpusat pada Allah juga akan menciptakan ketenangan dan kenikmatan tersendiri. Wallahu’alam bish shawab...

Apa Kata Al-Qur’an tentang Embriologi?

Dirangkum oleh: Khoiriyah Fatma Nuryati

Embriologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang membahas tentang perkembangan manusia ketika di dalam rahim. Al-Qur’an sebagai kitab yang tertulis sejak 1400 tahun lalu tersebut pun, juga berbicara tentang konsep embriologi. Jauh sebelum fakta-fakta ilmiah tentang embriologi ditemukan berabad-abad kemudian.

Seorang Profesor Ilmu Janin dan Pimpinan Departemen Anatomi Universitas Toronto, Canada, Prof. Dr. Keith Moore tidak banyak berkomentar tentang Al-Qur’an. Ia hanya bisa berkata bahwa  informasi tentang seluk-beluk janin di dalam Al-Qur’an, sangat cocok dengan fakta-fakta ilmiah yang ada.

Beberapa penjelasan Al-Qur’an yang memuat fakta ilmiah tentang embriologi adalah sebagai berikut.
1.        Manusia Diciptakan dari ‘Alaq


“Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.” (QS. Al-‘Alaq: 2)

Kata alaq berarti segumpal darah, sesuatu yang melekat, atau suatu benda yang seperti zat. Semua arti tersebut merupakan ciri-ciri dari suatu janin di awal pertumbuhannya. Janin berupa gumpalan daral yang melekat pada dinding uterus.

2.        Manusia Diciptakan dari Tetesan yang Memancar

“Maka hendaklah manusia memperhatikan dari Apakah Dia diciptakan? Dia diciptakan dari air yang dipancarkan,” (QS. At-Thaariq: 5-6)

Maksud dari air yang dipancarkan pada surat di atas adalah sperma laki-laki yang diproduksi oleh testis. Yang mana alat reproduksi tersebut berada di dekat ginjal antara tulang belakang dan iga. Keterangan ini sangat cocok dengan penemuan ilmiah para peneliti.

3.        Manusia Diciptakan dari Nutfatun Amsyaaj (Zat Cair yang Dicampur)

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur[1] yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan Dia mendengar dan melihat.” (QS. Al-Insan: 2)

Kata nutfatin amsyaajin berarti zat cair yang dicampur. Menurut beberapa mufassirin, zat cair yang dicampur tersebut adalah percampuran antara sel sperma laki-laki dengan sel telur perempuan.

4.        Penentuan Jenis Kelamin




“Bukankah Dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya, lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang: laki-laki dan perempuan.” (QS.Al-Qiyamah: 37-39)

Kata nutfatun min maniyyin mengisyaratkan bahwa jenis kelamin suatu janin ditentukan oleh sel sperma laki-laki. Penelitian ilmiah juga menyebutkan hal yang sama. Jika sperma yang membuahi sel telur adalah kromosom X, maka janin tersebut akan menjadi perempuan. Apabila yang membuahi adalah sperma kromosom Y, maka janin tersebut akan menjadi laki-laki.


5.        Janin Dilindungi oleh Tiga Selubung Kegelapan






“Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. tidak ada Tuhan selain dia; Maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?” (QS.Az-Zumar: 6)

Menurut Prof. Keith Moore, tiga selubung kegelapan tersebut mengacu pada:
a. Dinding abdominal muka dari ibu
b. Dinding kandungan
c. Selaput amnio-korionik


6.        Penciptaan Indera Penglihatan dan Pendengaran
Indera pertama yang digunakan manusia adalah indera pendengaran. Janin dapat mendengar suara setelah minggu ke-24. Setelah pendengaran, barulah indera penglihatannya berfungsi. Fakta ilmiah tersebut dipaparkan al-Qur’an secara gamblang pada beberapa surat berikut.
 




“Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.” (QS.As-Sajdah: 9)


Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan Dia mendengar dan melihat. (QS.Al-Insan: 2)


  
“dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur.” (QS. Al-Mu’minum: 78)

(Dirangkum dari buku “Keajaiban Al-Qur’an dalam Telaah Sains Modern” karangan Dr.Zakir Naik dan dr. Gary Miller)




[1] Maksudnya: bercampur antara benih lelaki dengan perempuan.

Senin, 09 Mei 2011

Belajar Ilmu Tajwid

Membaca al Quran dengan baik sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid merupakan hal yang wajib dipenuhi. Tidak sulit untuk mempelajari ilmu ini. Saat ini sudah ada media pembelajaran ilmu tajwid yang disajikan menggunakan multimedia. Media ini bernama Belajar Mudah Membaca Al-Qur’an.
Di dalamnya mencakup pembahasan tentang bentuk, makhraj, dan sifat huruf hijaiyyah, berbagai hukum nun mati dan tanwin (idzhar, idgham, ikhfa’ dan iqlab), bacaan qalqalah, tanda-tanda waqaf, dan mad.
Materinya bersidat ringkas dan mudah dipahami. Selain itu, media ini juga dilengkapi dengan audio sehingga seseorang dapat mengetahui pelafalan suatu hukum bacaan.

Download media pembelajaran tajwid “Belajar Mudah Membaca Al-Qur’an” disini. Selamat belajar ya...

Keistimewaan Buah Pisang dalam Al-Quran


Pisang merupakan salah satu buah yang berasal dari Asia Tenggara. Para saudagar Islam menyebarluaskan pertumbuhan tanaman ini hingga ke Afrika Barat, Amerika Selatan, dan Amerika Tengah. Akhirnya tanaman pisang ini pun menyebar luas ke berbagai penjuru dunia. Indonesia merupakan negara penghasil pisang nomor empat di dunia. Pada tahun 2004 lalu, produksi pisang Indonesia mencapai 4.874.439 ton. Namun, meskipun produksi pisang bangsa ini cukup melimpah, tingkat konsumsi pisang penduduk Indonesia masih tergolong sangat rendah.[1]

Bagi masyarakat Indonesia, mengonsumsi apel atau strawbery terkesan lebih bergengsi dibanding mengonsumsi pisang. Berbeda dengan masyarakat negara Barat yang lebih memilih mengonsumsi pisang yang memiliki banyak khasiat daripada apel maupun strawbery. Adapun beberapa khasiat buah pisang di antaranya yaitu: [2]
1.      Mencegah gangguan jantung dan pembuluh darah
2.      Mengobati gangguan pencernaan
3.      Mengobati hipokalimea
4.      Menurunkan kadar gula darah
5.      Mengurangi mual
6.      Mencegah depresi dan mengobati insomnia

Allah berfirman dalam QS. Al-Waqiah ayat 27-29 yang berbunyi,
  وأصحب اليمين ما أصحب اليمين . في سدر مخضود . وطلح منضود
Dan golongan kanan, Alangkah bahagianya golongan kanan itu. Berada di antara pohon bidara yang tak berduri, dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya)[3]

Ayat di atas menjelaskan tentang keistimewaan buah pisang yang merupakan salah satu buah khas surga. Begitu istimewanya buah pisang sehingga disejajarkan dengan buah surga lainnya yaitu kurma, delima, dan anggur. Al-Quran telah menyebutkannya sebelum penelitian tentang khasiat buah pisang dilakukan.

Keistimewaan buah pisang yang ada di surga tersebut belum tentu sama dengan buah-buahan yang ada di dunia. Namun keterangan al-Quran tentang buah-buahan khas surga tersebut mengingatkan kita kepada janji Allah tentang surga dan segala kenikmatannya.[4] Jadi, marilah kita bergegas mengonsumsi buah surga yang satu ini.


[1] Heri Herdiansyah, The Miracle: mengungkap Rahasia Makanan dan Minuman Berkhasiat dalam Al-Quran, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2007) hlm 68.
[2] Heri Herdiansyah, The Miracle: mengungkap Rahasia, hlm 69.
[3] QS. Al-Waqiah: 27-29
[4] Heri Herdiansyah, The Miracle: mengungkap Rahasia, hlm 43-44.

Cara Mudah Menghafal Al-Quran

Judul Buku      : Cara Mudah Bisa Menghafal Al-Quran
Penulis             : Ahmad Salim Badwilan
Penerbit           : Bening
Kota Terbit      : Jogjakarta
Tahun terbit     : 2010
Tebal buku      : 140 halaman + cover
Harga Buku     : Rp. 5000
Peresensi         : Khoiriyah Fatma Nuryati

            Menghafal al-Quran bukanlah perkara yang mudah. Tidak semudah menghafal rumus-rumus fisika, kimia, maupun matematika. Bahasa al-Quran sungguh berbeda dengan bahasa yang digunakan sehari-hari. Menjawab semua keresahan tersebut, buku bersampul hijau ini hadir untuk mengungkap berbagai rahasia menghafal Kalamullah.
            Buku ini memaparkan beberapa alasan seseorang yang memiliki motivasi untuk menghafalkan al-Quran. Menghafal al-Quran termasuk salah satu sunnah Nabi saw, dan para penghafalnya memiliki derajat yang paling tinggi di surga. Kegiatan ini juga merupakan simbol utama bagi umat Islam, benteng pertahanan dari serangan musuh-musuh Islam.
Selain itu, buku setebal 140 halaman ini juga membahas tentang kaidah-kaidah dalam menghafalkan al-Quran. Kaidah pertama yaitu ikhlas, artinya menghafal al-Quran harus diniatkan mengharap ridho Allah semata. Kedua, memperbaiki kualitas bacaan al-Quran. Ketiga, menentukan ukuran hafalan sehari-hari berdasarkan kemampuan masing-masing. Keempat, memperkuat hafalan dengan mengulang-ulangnya di mana dan kapan saja. Kelima, memakai satu mushaf ketika proses menghafal. Keenam, menyertai hafalan dengan pemahaman. Ketujuh, mengikat awal surat dengan akhir surat. Kedelapan, istiqomah dalam menghafal al-Quran.
Disamping itu, di dalam buku ini juga dipaparkan tentang hal-hal yang membantu proses menghafalkan al-Quran, media dan metode menghafal, serta hambatan-hambatan dalam menghafalkan al-Quran. Salah satu metode menghafal yang disinggung dalam buku ini adalah metode duet. Metode duet merupakan metode yang melibatkan dua orang sekaligus. Hendaknya dua orang tersebut memiliki kesesuaian dari aspek psikologis, pendidikan, usia, dan kesamaan kegiatan. Agar kegiatan menghafal dapat dilakukan kapan dan dimana pun, baik ketika pulang-pergi ke sekolah, saat istirahat, dsb.
Menurut peresensi, penyajian buku ini tergolong ringkas dan padat. Pembahasannya disajikan dalam bentuk poin-poin yang memudahkan pembaca dalam memahaminya. Namun, keringkasan tersebut terkadang membuat informasi yang disajikan terkesan kurang jelas. Sebaiknya buku ini juga memuat tentang kisah-kisah fenomenal tentang para penghafal al-Quran. Kisah-kisah tersebut tentunya dapat menumbuhkan motivasi yang lebih besar bagi pembaca.

Geliat Al-Quran di UIN Maliki Malang

Geliat al-Quran semakin nampak di UIN Maliki Malang. Gairah membumikan al-Quran tak terbatas di kalangan komunitas Hai’ah Tahfidz al-Quran (HTQ) saja, melainkan menyentuh semua strata sivitas akademika Kampus Hijau ini.

Di lingkungan mahasiswa, gerakan cinta al-Quran diwujudkan dengan kegiatan tashih al-Quran yang gelar di dua masjid yaitu Masjid Ulul Albab dan Masjid at-Tarbiyah. Kegiatan yang dimulai pukul 08.00 WIB hingga 14.00 WIB ini berlangsung dari hari senin hingga kamis secara periodik. Adapun mushahihnya merupakan para hafidz-hafidzah yang telah tersertifikasi bacaan al-Qurannya.

Tak hanya mahasiswa yang wajib ditashih bacaannya, dosen dan karyawan pun wajib menyetorkan bacaan al-Qurannya kepada mushahih yang telah ditunjuk. Dalam hal ini yaitu Ust. H. Muhammad Adnin, SQ. Setiap harinya ia bertugas untuk menyimak bacaan rekan-rekannya mulai dari dosen, pegawai adminstrasi, hingga security UIN Maliki Malang.

Tidak berhenti sampai di situ, Kampus Ulul Albab ini juga mewujudkan kecintaannya terhadap al-Quran dengan menggelar khatm al-Quran pada malam jum’at setiap akhir bulan. Terkadang, acara ini juga dihadiri oleh orang-orang ternama seperti Hj. Shinta Nuriyah (istri KH. Abdurrahman Wahid), jamaah Riyadhul Jannah, mahasiswa asing, dsb. Semoga berbagai tradisi baik ini dapat dilestarikan di Kampus Ulul Albab hingga kapan pun jua. Amien..
Potret kegiatan tashih al-Quran di UIN Maliki Malang














GAIB: Syarat Hafal Al Quran


Tips ini penulis dapatkan saat mengikuti seminar yang diselenggarakan oleh Hai’ah Tahfidz al Qur’an (HTQ) pada 16 April 2011 yang lalu. Ustadz Syafaat, salah satu pembina HTQ memberikan empat hal yang wajib dimiliki oleh seorang hafidz al Quran. Empat hal tersebut terangkum dalam kata GAIB.

G artinya gila. Menurutnya, seorang hafidz-hafidzah harus merupakan orang yang gila. “Bagaimana tidak disebut orang gila? Lebih dari 5000 ayat al Quran ia paksakan untuk masuk ke dalam otaknya?” ujarnya. Gila di sini memiliki arti bahwa seorang hafidz-hafidzah harus memiliki tekad yang kuat dalam menghafal kalamullah. Sehingga semua ayat di dalam al Quran berhasil dihafalnya.

A artinya ajeg. Ajeg berasal dari bahasa Jawa yang berarti terus-menerus. Menghafalkan al Quran haruslah istiqomah, tidak boleh berhenti di tengah jalan. Sekalipun kegiatan sangat padat, hafalan tidak boleh serta-merta ditinggalkan.

I artinya ikhlas. Menghafalkan al Quran hanya diniatkan untuk mengharap ridho dari Allah swt. Bukan demi memperoleh beasiswa, pujian, dan sebagainya. Sebab suatu pekerjaan yang dikerjakan secara ikhlas tentu lebih bernilai di sisi-Nya.

Sedangkan, B artinya bersama-sama. Menghafal al Quran lebih baik jika dilakukan secara bersama-sama. Dengan adanya teman yang memiliki tujuan yang sama, kegiatan hafalan akan lebih bergairah. Poin yang satu ini telah diterapkan oleh rekan-rekan anggota HTQ. Mereka membentuk suatu komunitas penghafal al Quran yang memiliki jadwal kegiatan yang tersusun sedemikian rapi. Subhanallah.

Keempat unsur tersebut apabila diterapkan secara maksimal dapat mencetak hafidz-hafidzah yang kuat hafalannya.